Thursday, August 12, 2010

Dandulit 1


"cantik di sini kan..nda sia-sia kita jalan jauh.." kata ku padanya. Aku melabuhkan punggung di batuan pantai Dandulit yang surut. Laut terbentang luas di hadapan. Angin petang sangat nyaman.

"iya..memang cantik. harap-harap sunset akan lebih cantik..sudah sedia dengan setting mu?..jangan nanti tehegeh-hegeh pula..hahaha.." katanya sambil tertawa kecil. Dia pun turut melabuhkan punggung di sebelah ku.

Aku mencuri pandang ke wajahnya. Tenang. Namun punya seribu rahsia. Aku cepat-cepat melarikan pandangan bila dia membalas pandang. Dia senyum. Aku pura-pura tidak tahu.

"kenapa?...apa yang kau mau cakap...jangan pura-pura nda tau.." katanya. Dia tersenyum-senyum sambil menarik rambut ku. Aku ketawa kecil.

"tiadalah..cantik kan..tenang ja rasa.." aku melirik manja padanya. Aku menarik kaki dan menumpang dagu di lutut yang ku peluk rapat.

"emmmm...selalu begitu...cakap separuh-separuh...." balasnya.

"kenapa kau tolak aku?...kenapa kau tidak bagi aku peluang pun?.." tiba-tiba soalan bonus di lemparkan pada ku.

Aku berpaling dan merenung dalam wajahnya.

"kenapa?" tanya nya lagi. Mata nya jauh memandang kaki langit di sana.

"sebab aku tidak layak...dan aku lagi sayang hubungan kita sekarang.." jawab ku perlahan. Aku mengambil sebutir batu kecil dan ku lemparkan ke laut. Dia memandang ku. Kosong.

"tapi kenapa?.." tanya nya lagi.

Dan kali ini aku tidak ada jawapan untuk nya. Aku renung wajah tenangnya. Dia membalas renungan. Aku tunduk dan beralih pandang.

"maaf aku tidak layak.." bisikku dalam hati.

No comments:

Post a Comment