"kau di mana?" suara itu kasar.
"hahh...jam berapa sudah ni?..di rumah lah...jam berapa ni?" mataku terasa berat untuk ku buka. Mata ku merayap dinding mencari jam.
"kau di mana?..kenapa?..tidur sudah aku ni....kenapa?.."suara ku masih mamai lagi. Kabur.
"ok lah.." "tuuuuuuuuuuuuuttttttttt"
*******
"kau pegi mana semalam?."tanya nya garang. Matanya bulat menyala. seolah mau saja di telannya aku hidup-hidup.
"pegi mana??...mana ada pegi mana-mana pun....kan aku lepas kerja lewat semalam..balik ja lepas mandi flat terus.."jelas ku.
"i sms u so many times..but no answer..but then i call bulih pula kau jawab...kau pegi mana semalam..atau kau ada janji dengan orang lain?.."suaranya makin tinggi.
"whats wrong with u...kan aku sudah cakap aku di rumah...memang aku nda dengar bunyi talipon..adik yang kasi bangun aku." aku cuba mengawal intonasi suara ku.
"tidak payah bohong lah...kalau kau di rumah kenapa kau tidak pandai jawab sms aku..beribu sms sudah aku hantar tapi satu pun nda bebalas..kenapa ada orang tidur sebelah ka?" katanya lagi tidak puas hati.
"kenapa kau ni??...itu pun mau marah..aku call kau balik kau nda mau jawab pun..aku keluar p cari kau..kau cakap nda payah..and now u say im sleeping wit someone ..kau gila ka??" muka ku sudah terasa panas. Aku berusaha untuk mengawal intonasi suara ku.
"aahh..cakap saja kalau ada orang lain tidur di sebelah kau bah..tidak payah mau membohong lagi..."katanya. Matanya menjeling tajam kearah ku.
"bohong??..well im not the one who been caught sleeping with someone else remember!.make it clear...aku bukan perempuan murahan..u can take your phone back!" telefon pemberiannya setahun lepas ku lempar mengena dinding. Pecah. aku bingkas bangun. Aku renung dia dalam-dalam. Tapi aku tidak mampu berkata. Kelu. Aku sedih. Aku sangat marah.
"im not the one, who been caught sleeping with someone else..."kataku separuh berbisik. Dia tunduk. Aku melangkah perlahan-lahan meninggalkan dia. Setiap langkah ku di temani manik-manik air mata yang berlumba-lumba menyapa kesedihan ku. Dan ku biarkan saja manik-manik air mata itu berbicara dalam sendu.
No comments:
Post a Comment